Rabu, 02 Mei 2012

Pendederan Gurami


BAB I
PENDAHULUHAN

  1. Latar belakang
A.   Peluang Bisnis
            Pembenihan gurami (Osphronemous gouramy) yang sekarang ini berkembang dikalangan masyarakat pembudidaya ikan mengalami pasang surut hal itu diakibatkan cuaca yang tidak menentu sehingga beberapa penyakit muncul dan menyerang benih gurami dengan serangan ringan sampai serangan ganas  yang mengakibatkan terjadi kematian massal pada benih ikan gurami.
Baca Selanjutnya.....
            Dengan adanya kendala tersebut maka sering kali terjadi keterbatasan produksi benih gurami sehinga menimbulkan tidak seimbangnya antara permintaan dan stock benih yang ada. Untuk mengatasi hal itu perlu pengelolaan benih gurami secara intensif  dan teknis yang lebih teratur. Kiranya tepat apabila bisnis pembenihan gurami yang ada sekarang ini terus dipacu perkembangannya.
            Namun harus kita sadari dewasa ini, bahwa bisnis dibidang pembenihan gurami skala rumah tangga sebenarnya menjanjikan harapan yang lebih baik sekaligus memberikan peluang pekerjaan yang lebih luas.
B.   Bisnis yang Menguntungkan
            Sebelum memulai usaha pembenihan gurami ini yang perlu kita pertimbangkan dengan matang tentang hal – hal yang berhubungan dengan aspek usaha. Dan kita dapat meneliti apakah usaha yang akan dilaksanakan keuntungannya memadai atau tidak bila dibandingkan resiko yang diterima. Memang kita sadari tidak ada usaha tanpa adanya resiko sekecil apapun usaha itu.
            Berdasarkan kenyataan yang dialami penulis secara teknis bisnis pembenihan gurami ini akan impas pada SR (Survivel Rate) 50 % berarti lebih dari prosentase tersebut labanya. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembenihan ikan gurami harus memperhitungkan factor – factor yang berpengaruh terhadap SR seperti Suhu air, pH air,DO (Desolved Oxigen), pathogen dan kebersihan pakan tubifex sp. Kerap kali jika diabaikan dari salah satu factor tersebut menimbulkan kegagalan. Untuk itu penulis memaparkan teknis khusus yang telah terbukti signifikan keberhasilannya yang akan dijelaskan di bab berikutnya.
C.   Agribisnis yang Inovative
            Agribisnis ikan gurami sekarang ini perlu adanya inovasi – inovasi baru untuk menjawab beberapa kendala akibat perubahan drastis lingkungan. Dalam membuka bisnis pembenihan ikan gurami secara teknis harus melalui pentahapan kegiatannya sebagai berikut :
1.  Pemilihan dan penetuan lokasi yang akan dijadikan lokasi usaha pembenihan gurami supaya tidak salah dalam pembuatan sate plannya.
2.  Pembuatan kolam yang standar untuk pembenihan ikan gurami
3.  Penyediaan peralatan dan bahan yang akan digunakan
4.  Pemahaman standar pelaksanaan pembenihan ikan gurami
5.  Dan tidak kalah pentingnya adalah penentuan buyer / konsumen dan strategi pemasarannya. Dengan adanya peluang pasar maka pembenihan ikan gurami ini bisa dijalankan atau produksi benih bisa dijalankan.

D. Segmentasi Pembenihan Gurami
            Bisnis Pembenihan Ikan Gurami dikatakan bersegmentasi adalah kegiatan yang bertahap atau bersegmen. Tahapan – tahapan tersebut sebagai berikut:
1.    Tahap I yaitu tahap pemijahan artinya pembuahan sel telur induk betina oleh sel sperma induk jantan secara eksternal, menghasilkan telur fertilizer.
2.    Tahap II yaitu tahap penetasan telur  artinya telur yang dibuahi tersebut diambil dari sarangnya kemudian di panen dan di tetaskan dalam wadah baskom plastic bervolume air 10 liter sampai 15 liter.
3.    Tahap III yaitu tahap pemeliharaan larva artinya kegiatan pemeliharan benih dari hasil tahap penetasan telur kemudian dipelihara sampai menghasilkan benih 1 Cm.
4.    Tahap IV yaitu tahap pendederan artinya kegiatan pemeliharaan benih stadia larva menjadi benih ukuran 1 cm, bensol, silet, korek api atau bungkus rokok dan garpit.
     
Dari segmentasi itu kita bisa menentukan usaha yang akan kita geluti salah satu dari tahapan tersebut misal usaha di tahap I saja atau tahap II saja, tahap III saja atau tahap IV saja.

E.   Istilah – istilah Ukuran Benih Gurami
     Secara rinci ukuran masing- masing benih dapat dipaparkan sebagai berikut:
*      Larva adalah telur gurami yang baru menetas, berumur  ± 1 – 10 hari
*      Kuaci , atau daun lamtoro adalah sebutan benih gurami sebesar kuaci atau daun lamtoro, berumur ± 11 hari -18 hari
*      ½ Centi adalah sebutan benih gurami berukuran 0,5 Cm dan umurnya ± 19 hari – 25 hari
*      ¾ Centi adalah sebutan benih gurami berukuran    0, 75 Cm dan umurnya ± 26 hari – 35 hari
*      1 Centi adalah sebutan benih gurami berukuran 1 Cm dan umurnya ± 36 hari – 42 hari
*      Bensol adalah sebutan benih gurami yang mempunyai ukuran lebar 1,5 – 2,5 cm
*      Silet adalah sebutan benih gurami yang mempunyai ukuran lebar 2,5 – 3,5 cm
*      Korek api adalah sebutan benih gurami yang mempunyai ukuran lebar 3,5 – 6 cm
*      Bungkus Rokok adalah sebutan benih gurami yang mempunyai ukuran lebar 6 -12 cm.


2.    Manfaat Modul
Harapan penulis Modul Pembenihan Gurami bermanfaat:
1.    Bagi peserta Diklat ATC (Agri Trainning Camp) :
a.    Peserta Diklat ATC terbuka wawasannya tentang Bidang Agribisnis
b.  Peserta Diklat ATC bias menerapkan ilmunya untuk berbisnis dibidang Pembenihan / pendederan gurami yang innovative
c.    Membuka usaha yang dapat member inspirasi terhadap masyarakat sekitar
2.  Bagi para pembaca (masyarakat) terinspirasi berbisnis dibidang Pembenihan ataupun pendederan gurami apabila digeluti dengan serius keuntungannya bisa dirasakan untuk menghidupi keluarganya.

BAB II
TEKNIS PENDEDERAN IKAN GURAMI

2.1 Syarat Lokasi
Memilih dan menentukan lokasi yang cocok untuk pembenihan gurami merupakan langkah awal yang harus dilakukan sebelum membuat bangunan kolam sebagai wadah budidaya ikan. Sebab lokasi yang tidak cocok dapat memungkinkan mempengaruhi suatu keberhasilan pada kegiatan pembenihan ikan gurami ini. Beberapa contoh kendala seperti sulitnya sumber air yang digunakan untuk pengisian air media pemijahan maupun pemeliharaan larva, sarana angkutan yang sulit masuk ke kawasan budidaya, benih terserang penyakit, dsb. Oleh karena itu pemilihan lokasi usah harus melihat berberapa aspek usaha pembenihan gurami ini dengan cermat. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah:
2.1.1    Aspek Teknis
Dalam pengelolaan usaha Pembenihan gurami aspek teknis yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.  Topografi
Topografi adalah bentuk keseluruhan dari permukaan tanah misalnya datar, bergelombang, atau curam. Topografi akan menetukan tipe, luas, jumlah, dan kedalaman masing – masing kolam yang akan dibuat. Pada prinsip topografi yang dipilih adalah permukaan tanah yang dasarnya datar atau diperkirakan jika nantinya digunakan mempengaruhi bentuk bangunan kolam yang ideal untuk budidaya ikan dan system pemasukan air dan pembuangan air lancar dan tidak menggenang seperti pada permukaan tanah yang bergelombang. Pada tanah yang bergelombang  akan mempengaruhi bentuk kolam yang akan dibangun kecil – kecil.
2.   Elevasi
      Elevasi adalah tingkat kemiringan permukaan tanah.Tingkat kemiringan tanah akan mempengaruhi system pemasukan air dan pembuangan air kolam. Tingkat kemiringan tanah yang ideal untuk dibangun kolam adalah titik permukaan tanah terendah dengan titik permukaan tanah tertinggi 5 cm.

c.   Tanah
      Kedaan jenis tanah yang akan dijadikan kolam perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi langsung terhadap ukuran dan kemiringan pematang juga akan mempengaruhi porus tidaknya kolam terhadap media airnya. Tanah yang ideal adalah jenis liat berlempung sedikit berpasir dengan kadar liat antara 40 – 60 % biasanya mudah dibentuk.
d.   Kondisi Air
      Air merupakan faktor utama dan sangat penting dalam budidaya ikan. Tanpa adanya air yang cukup dan berkualitas maka usaha pembenihan akan mengalami banyak hambatan. Berkaitan dengan masalah air yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.   Sumber Air
      Pada dasarnya sumber air yang biasa untuk pengairan budidaya ikan yaitu air permukaan (sungai, danau, waduk, mata air pegunungan) dan air tanah (sumur, artesis). Sumber air ini diharapkan bisa digunakan untuk budidaya ikan  sepanjang tahun tidak tergantung musiman.
2.   Kualitas air
      Parameter kualitas air yang cocok untuk Pembenihan gurami adalah sebagai berikut:
Sifat fisik air meliputi :
*      Kecerahan lebih besar dari 10 % penetrasi cahaya sampai dasar perairan.
*      Muatan suspensi antara 25 – 400 ppm
Sifat kimiawi air meliputi:
*      Suhu air optimum antara 28 – 32 C
*      Desolved Oxygen (DO) optimum antara 5- 6 ppm
*      Point Hidrogen (pH) optimum antara 6,5 – 7,5
*      Kandungan N-NH3 kurang dari 1 ppm
*      Kandungan H2S Toxic maksimum 1 ppm
*      Fosfat lebih kecil dari 0,02 ppm
Sifat biologi air meliputi:
Sifat biologi yang paling penting diperhatikan adalah populasi makhluk hidup, baik hewan dan tumbuhan tingkat tinggi maupun jasad renik yang hidup diperairan tersebut. Keragraman makhluk hidup diperairan dapat di gunakan sebagai parameter tingkat kesuburan lingkungan. Semakin tinggi keragaman mahkluk hidup yang ditemukan semakin subur perairan tersebut.
3.   Kuantitas air
Selain kulitas air yang baik, volume air pun harus mencukupi seluruh areal budidaya ikan. Jika volume air tidak tercukupi maka usaha budidaya ikan akan tersendat – sendat karena pemakaian kolam budidaya tidak dapat dioptimalkan sesuai fungsi yang diharapkan.
4.   Kontinuitas air
Persedian air untuk usaha budidaya harus tersedia sepanjang tahun. Pada saat persedian air berkurang maka harus diusahakan agar seluruh kolam terisi semua. Dengan tersedianya air yang cukup maka kebutuhan air untuk mengganti air yang menguap, air yang bocor serta pengisian air akan lancar.
B. Aspek  Sosial Ekonomi
Lokasi untuk usaha budidaya ikan harus menguntungkan secara ekonomis. Dengan kata laiN, pemilihan lokasi harus berdasarkan atas efesiensi dan pemasaran. Untuk itu, pemilihan lokasi usaha budidaya ikan sebaiknya mengikuti kriteria sebagai berikut:
*      Dekat dengan jalan umum
Prasarana jalan mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha budidaya ikan. Dengan adanya sarana jalan yang baik akan mempermudahkan transportasi, baik pengankutan logistic, bahan baku, maupun hasil produksi. Selain itu juga akan memperlancar proses pemasaran hasil produksi, pedagang tidak akan segan segan dating kelokasi untuk melakukan transaksi jual beli.
*      Dekat dengan rumah
Lokasi usaha budidaya ikan berdekatan dengan rumah akan mempermudah pengawasannya. Jika lokasi berjauhan dari rumah maka perlu dibuatkan rumah jaga untuk mempermudah pengelolaan nantinya. Biasanya yang paling ideal memiliki rumah jaga yang  menyatu dengan lokasi usaha budidaya ikan.
*      Daerah pengembangan budidaya ikan
      Pengembangan unit usaha budidaya gurami ini didirikan harus mendekati atau di daerah pengembangan budidaya ikan berkaitan erat dengan kemudahan pemasaran hasil produksinya. Jika berada jauh didaerah terpencil maka akan menyulitkan pemasaran hasilnya.
*      Keamanan terjamin
      Keamanan ini merupakan syarat yang tidak kalah pentingnya dengan syarat lainnya karena faktor keamanan ini terjamin maka proses produksi akan berjalan kondusif dan lancar atau terhindar dari pencurian maupun gangguan dari hewan – hewan pemangsa seperti burung, ular, lingsang dan hama lainnya.
*      Perkembangan kota dan industri
      Sebelum membangun unit usaha budidaya ikan harus dipertimbangkan juga mengenai rencana pengembangan kota dan industri di sekitarnya. Tentu tidak kita harapkan jika kelak usaha yang mulai dirintis sudah ditutup karena tidak sesuai daerah peruntukkannya.
*      Mudah mendapatkan tenaga kerja
      Selain faktor-faktor diatas yang perlu dipertimbangkan juga mengenai kemudahan mencari tenaga kerja yang trampil dan memiliki dedikasi yang tinggi dengan imbalan upah yang wajar sesuai upah minimum regional.
*      Mudah mendapatkan bahan dan peralatan pembenihan
      Kemudahan dalam mencarai bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk operasional pembenihan penting mendapat pertimbangan karena akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya yang diperlukan. Selain itu juga kelancaran dan optimalisasi usaha pembenihan gurami ini dipengaruhi ketersediaan alat dan bahan yang diperlukan.
Untuk lebih jelasnya penulis mencamtumkan gambar lokasi Pembenihan Gurami:





2.2  Sarana Prasarana
Untuk kelancaran usaha budidaya gurami ini diperlukan beberapa sarana yang memadai antara lain sebagai berikut:
1.   Kolam Pendederan
      Kolam pendederan berfungsi untuk mendederkan atau membesarkan larva ikan menjadi benih ikan. Kolam pendederan ini lebih dari satu kolam dan biasanya pendederan ke-1, berfungsi sebagai tempat memelihara larva hingga ukuran 1 cm. Kolam pendederan ke - 1 ini berupa bak semen dilengkapi paralon in let disambung dengan saluran pompa air dan paralon out let berdiameter 1 dim – 2 dim.  Ukuran kolam   3 x 5 x 1 meter atau 4 x 6 x 1 meter.
      Sedangkan pendederan ke-2, ke-3 dan ke-4 menggunakan kolam tanah yang pematangnya dilapisi plastic polyback atau semi beton dan ukuran lebih luas. Dan biasanya kolam ini dibuat dipersawahan yang mudah mendapatkan air. Dan dilengkapi saluran air masuk adan aliran air keluar.


B.  Peralatan Pembenihan
1.   Pemijahan, penetasan dan perawatan larva
      a. Tempat sarang berupa sosok / bambu yang dianyam
      b. Bahan sarang berupa ijuk, benang plastic dan rumput kering
      c. Baskom atau bak plastic berfungsi tempat menetaskan  telur dan merawat larva
      d.  Ember berfungsi mengambil telur gurami dari sarangnya
      e. Saringan teh berfungsi untuk menghitung larva baru  menetas
2.   Pendederan ke-1
      a. Seser berfungsi menangkap benih saat panen
      b. Bak plastic tempat menampung ikan saat dihitung waktu  panen
      c. Genteng sebagai tempat sembuyian larva di kolam
      d. Kantong plastic digunakan untuk wadah benih saat  panen
      e. Tabung Oksigen digunakan untuk mengisi oksigen  kedalam plastic yang telah diisi benih gurami.

3.   Pendederan ke -2, ke-3 dan ke-4
     a. Hapa / waring berfunsi untuk memanen benih ikan juga bias untuk menanjar benih dikolam           
      b.  Ember berfungsi untuk tempat pakan yang akan  diberikan ke benih ikan
      c.  Bak plastic berfungsi untuk menampung benih saat dihitung
      d. Seser digunakan untuk mengambil atau memindah  benih
      e.  Jurigen plastic digunakan untuk wadah benih saat panen

2.3 Teknis Pelaksanaan Pendederan
A. Pendederan Pertama (P I )
      Pendederan pertama (P I) adalah pemeliharaan benih dari tingkat stadia larva sampai ketingkat benih ukuran 1 Cm.
      Ukuran kolam yang dipakai adalah Px L x T (3 x 5 x 1) meter. Ketinggian air 0,3 – 0,5 meter.  Kolam terbuat dari bak semen / beton dengan kemiringan dasar kolam 5 cm dan di ujung out let dibuatkan cekungan kotak ukuran 0,5 x 0,5 x 0,35 meter gunanya untuk tempat mengumpulnya benih saat panen jika air disurutkan melalui out let. Padat tebar larva 250 – 500 per meter persegi.
1. Persiapan Kolam Pendederan Pertama (P I)
      Persiapan kolam pendederan pertama (P I) sesuai prosedur berikut ini:
1.  Periksa kolam yang akan digunakan jika terjadi kebocoran lakukan penembelan dengan semen sampai tertutup baik.
2.   Lakukan Standar Prosedur Operasi Sanitasi Kolam ( SPO Sanitasi kolam) dengan baik :
*      Siapkan alat dan bahan untuk sanitasi kolam
      Alat yang digunakan:
      a. Sapu lidi
      b. Sikat Pakaian
      c. Ember
      d. Gayung
      Bahan Sanitizernya yang digunakan :
      a. Diterjen
      b. Klorine
*      Seluruh permukaan kolam disiram air bersih
*      Siram dengan klorine 100 ppm untuk menghilangkan lumut yang menempel di dinding kolam dan membasmi bibit penyakit lalu diratakan sambil digosok dengan sapu lidi
*      Bilas dengan air bersih sampai klorine tidak lengket dan tidak licin
*      Siram dengan diterjen sambil digosok dengan sikat pakain sampai rata didinding kolam
*      Siram dengan air bersih sambil digosok sampai bersih tidak ada busa didinding kolam
*      Keringkan  satu hari untuk menguapkan pengaruh diterjen dan clorine.
3.   Setelah SPO sanitasi dilakukan, kolam pendederan siap diisi dengan air bersih (atau air sumur) setinggi 0,3 – 0,5 meter, sebarkan merata cairan MGO 1 gram per 10 kubik air lalu diamkan 1 -2 hari.
4. Setelah media air sudah stabil maka larva gurami bisa     ditebar ke kolam pendederan
2.   Memilih Benih Larva
      Kreteria benih yang akan ditebar di pendederan pertama (P I) sebagai berikut :
1.   Asal           : larva dari pemijahan induk unggul bukan satu         keturunan
2.   Warna       : badan berwarna coklat kekuningan
3.   Bentuk tubuh : menyerupai bentuk dewasa dan tidak cacat
4.   Gerakan / Perilaku : aktif dan berpencar. Sangat            responsive terhadap adanya rangsangan luar. Sesekali Berenang kepermukaan air mengambil oksigen bebas dari udara.
5.   Kesehatanya : bebas dari penyakit
3.   Aklimatisai dan Menebar Larva:
      Sebelum larva ditebar pada kolam pendederan I larva diadaptasi dengan lingkungan baru. Caranya:
1.   Air yang ada di bak perawatan larva dikurangi setengahnya
2.   Bak plastic yang berisi larva umur 5 - 7 hari diapungkan dikolam pendederan sambil diisi air dari kolam pendederan           sedikit – sedikit untuk mengganti air yang telah dikurangi     tadi
3.   Diamkan kurang lebih 5 – 10 menit sampai suhu sama dengan media air pendederan.
4.   Tebar larva berlahan – lahan ke media air pendederan
4.   Mengelola Kualitas dan Kuantitas Air Media
      Kualitas dan kuantitas air yang cocok untuk pertumbuhan larva di pendederan I adalah sebagai berikut:
1. Suhu media air : 29 C – 30 C
2. Nilai pH air : 6,5 – 7,5
3. Nilai Oksigen terlarut : 3 – 5 mg / lt
4. Ketinggian air : 30 cm – 50 cm
      Perlakuan terhadap air media pada satu minggu pertama belum diganti karena kotoran atau endapan bahan organik belum banyak, setelah lewat satu minggu air media dua hari sekali diganti airnya setengahnya media air yang digunakan sambil dilakukan sipon kotoran dan bahan organic yang mengendap didasar kolam karena banyak mengandung ammonia dan  bisa sebagai sumber penyakit.
      Solusi yang tepat perlu di cari dan penulis memberi salah satu solusi yang bisa menjadi pertimbangan bagi praktisi pemelihara atau pendeder benih gurami secara tradisional  sedikit menerapkan inovasi baru untuk menghindari fluktuasi suhu yang ekstrime maka perlu menggunakan tutup plastic tembus cahaya atau polyback atau terpal pada malam hari dan pagi hari dibuka kembali supaya sinar matahari masuk ke kolam. Jika menggunakan plastic transparan / tembus cahaya dibuatkan bingkai untuk ditutupkan permanent seluruh permukaan kolam pemeliharaan benih tanpa adanya kegiatan buka pada pagi hari dan tutup pada malam hari.
      Di kolam pendederan I ini untuk sembunyinya benih dipinggir kolam diberi Genteng  sebanyak 6 buah setiap 10 ribu larva. Pada ukuran larva sampai 1 Cm ikan suka sembunyi dibawah genteng.
5.   Pakan Untuk Benih
      Keberhasilan dalam usaha pendederan I tidak terlepas dari faktor pakan selain faktor induk dan kualitas air media pendederan.
Pakan Alami
      Pakan alami adalah pakan ikan berupa fitoplankton (Nabati) dan Zooplankton (Hewani). Jenis pakan alami ini memiliki ukuran kecil dan cocok diberikan untuk benih ikan.
      Benih ikan gurami yang masih larva memiliki kecenderungan bersifat carnivore pemakan hewani sehingga sangat cocok jenis zooplankton yang diberikan kebenih gurami tersebut. Zooplankton sangat menarik perhatian benih karena bergerak dan larva segera memangsanya.
      Keuntungan pemberian pakan alami ini adalah tidak mudah rusak , tetap hidup bersama larva diair, tidak mencemari dan mengotori air.  Dengan demikian jika larva gurami ini lapar akan mudah mendapatkan pakan.
      Kandungan pakan alami ini juga mengandung gisi yang cukup baik untuk pertumbuhan larva. Beberapa jenis pakan alami dengan kandungan gisinya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kandungan Gisi Beberapa Jenis Pakan Alami

Jenis Pakan Alami
Kandungan Gisi (%)
Kadar air
Protein
Lemak
Serat Kasar
Abu
Klorela
Branchionus
Cacing tubifek
Nauplius Artemia
Artemia dewasa
Moina
Daphnia
Larva Chironomus
-
85,75
87,19
81,90
-
90,60
94,78
87,06
30,00
8,60
57,00
55,00
62,78
37,38
42,65
56,60
15,00
4,50
13,30
18,90
6,51
13,29
8,00
2,86
-
-
2,04
-
-
-
2,58
-
15,00
0,70
3,60
7,20
-
11,00
4,00
4,94
Memberian Pakan Untuk Benih
      Telur Gurami akan menetas setelah 3 hari dengan kantung kuning telur ditubuhnya yang disebut juga yolksac. Pada stadia ini larva belum membutuhkan makanan dari luar selama umur 12 hari. Setelah  kuning telurnya habis barulah benih diberi pakan alami berupa ( Cacing sutera atau moina atau dapnia).
      Jika cacing sutera ini mudah di dapat maka yang paling ideal diberikan cacing sutera ini karena akan lebih mempercepat pertumbuhan terkait dengan kandungan protein tinggi sekitar 57 %. Pemberian pakan ini secukupnya untuk 10.000 ekor hari pertama 1 kaleng dan diberi pakan lagi diperkirakan cacing habis. Pemberian pakan cacing sutera / tubifek ini jumlahnya meningkat terus seiring dengan bertambahnya berat badan ikan larva ini. Pada dasarnya pemberian pakan ini secukupnya dan tidak menutup kemungkinan pemberiannya tidak setiap hari jika cacing tubifek dikolam sudah menipis bisa segera ditambah dengan jumlah lebih dari hari sebelumnya, ditempatkan didasar kolam dan harus dijaga masih hidup.
6.   Lama Pendederan Pertama (P I)
      Lama pendederan pertama (P I) antara 38 hari  - 42 hari sudah bisa menghasilkan benih ukuran 1 cm dengan Survivel Rate 70 % - 90 %. Keseragaman ukuran saat panen adalah 90 %.
      Lama Pendederan pertama (P I) akan berjalan sesuai dengan jadual pemeliharaan hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan ikan secara normal dan pertumbuhan ikan yang normal ini akibat pakan yang cukup, kualitas air yang baik dan kesehatan ikan baik atau tidak terinfeksi penyakit. Jika terjadi gangguan kesehatan dan kualitas air yang jelek atau bahkan pakan yang kurang akan mempengaruhi pertumbuhan benih lambat sehingga pemeliharaan akan lama.
B. Pendederan  II, III, IV dan V
      Pendederan II, III, IV dan V yang membedakan hanya tujuan hasil benih yang akan di panen adalah sebagai berikut:
*      Pendederan II adalah pemeliharaan benih tingkat ukuran 1 Cm sampai ke tingkat benih ukuran 1,5 – 2,5 Cm (Bensol)
*      Pendederan III adalah pemeliharaan benih tingkat ukuran 1,5 – 2,5 Cm sampai ke tingkat benih ukuran 2,5 – 3, 5 Cm (Silet)
*      Pendederan IV adalah pemeliharaan benih tingkat ukuran 2,5 – 3,5  Cm sampai ke tingkat benih ukuran 3,5 – 4,5 (Korek api)
*      Pendederan V adalah pemeliharaan benih tingkat ukuran 3,5 – 4,5 Cm sampai ke tingkat benih ukuran 4,5 – 5,5 Cm (Bungkus Rokok).
      Kolam yang digunakan adalah kolam tanah dengan ukuran 20 x 15 x 1 meter. Ketinggian air antara 0,5 – 0,75 meter.
Tabel 4. Proses produksi benih ikan gurami pada setiap Tingkatan pemeliharaan.
No
Standar
Satuan
PII
PIII
PIV
PV
1
Pupuk Organik
Gr / m2
200
200
200
200
2
Kapur
Gr / m2
50
50
50
50
3
Ukuran Lebar Benih
Cm
1,00
1,5 – 2,5
2,5 – 3,5
3,5 - 4,5
4
Padat Tebar
Ekor/m2
400
300
200
100
5
Pakan
·    Tingkat Pemberian
·   Frekuensi

% Biomass
kali/hari

20
2

10
2

5
2

4
2
6
Waktu Pemeliharaan
Hari
30
40
40
40
7
SR
%
70
70
80
80
8
Ukuran Panen
cm
1,5 – 2,5
2,5 – 3,5
3,5 – 4,5
4,5 – 5,5



Pada dasarnya kegiatan pemeliharaan benih sama adalah sebagai berikut :
1.   Persiapan Kolam Pendederan II, III, IV dan V
      Tujuan dari pengeringan kolam adalah memutus siklus  penyakit, membrantas hama, membuang gas – gas beracun (ammonia dan H2S).
      Tujuan dari pemupukan adalah memperbaiki struktur dasar kolam, menyediakan unsure hara di tanah, dan menumbuhkan pakan alami.
A.  Alat dan Bahan
      Alat yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Bajak
2. Cangkul
3. Sabit
4. Saringan air
5. Penggaruk Lumpur
6. Ember
      Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Kapur pertanian
2. Pupuk organic
3. Pupuk Anorganik

B. Santadar Prosedur Operasi
B1. Menetup Saluran air masuk
·         Bersihkan saluran air
·         Tutup saluran air masuk
·         Buka saluran pengeluaran air
·         Biarkan sampai air habis
B2. Pengeluaran air
·         Buka pintu pengeluaran air
·         Tutup saluran air masuk
·         Bak control di depan pintu pengeluaran air, atur posisi pintu
B3. Pengeringan tanah
·         Buat saluran air keliling kolam (caren) dengan lebar 50 cm kedalaman 40 cm
·         Biarkan tanah kering 3-4 hari
·         Pengeringan tanah bisa dimulai sebelum atau sesudah pengolahan tanah dasar kolam
B4. Pengolahan tanah dasar
·         Balik tanah dengan dibajak atau menggunakan cangkul
·         Garu tanah agar rata dengan atau tanpa dijemur
·         Bila tidak bisa dilakukan pembajakan / cangkul dapat dilakukan dengan cara meratakan Lumpur dasar dengan menggunakan sorok / penggaruk.
B5. Pemupukan dan pengapuran
·         Kapur sebelum tanah dibajak dengan kapur pertanian dosis 2 ons / m2
·         Lanjutkan dengan pemupukan dengan pupuk kandang 2 – 3 ons / m2 dan pupuk urea 1 ons / m2
B6. Perawatan saluran dan pematang
·         Bersihkan saluran / caren dari Lumpur, kemudian Lumpur digunakan untuk perbaikan pematang (keduk teplok)
·         Tambal bagian kolam yang bocor
B7. Pengisian air dan tebar benih
·         Buka saluran pemasukan air dan tutup saluran pengeluaran, isi air sampai mencapai ketinggian 40 cm.
·         Biarkan selama 3 – 4 hari sampai pakan alami tumbuh
·         Benih siap ditebar.
C.  Memilih Benih kualitas baik
      Kreteria benih yang akan ditebar di pendederan (P II, PIII, P IV dan P V) sebagai berikut :
1.   Asal : larva dari pemijahan induk unggul bukan satu       keturunan
2.   Warna : badan berwarna coklat Kehitaman dan bagian perut berwarna putih
3.   Bentuk tubuh : menyerupai bentuk dewasa, tidak cacat /           kelengkapan tubuh sempurna
4.   Gerakan / Perilaku : pasif dan berpencar. Sangat           responsive terhadap adanya rangsangan luar. Sesekali       Berenang kepermukaan air mengambil oksigen bebas dari udara.
5.   Kesehatannya : bebas dari penyakit
D. Aklimatisasi Dan Menebar Benih
      Sebelum larva ditebar pada kolam pendederan benih diadaptasi dengan lingkungan baru. Caranya:
1.   Kantong plastic yang berisi benih diapungkan     dikolam           pendederan
2.   Diamkan kurang lebih 5 – 10 menit sampai suhu sama dengan media air pendederan.
3.   Tebar larva berlahan – lahan ke media air pendederan dan        usahakan benih keluar sendiri ke kolam
E.   Mengelola Kualitas Air dan Kuantitas Air
      Pengelolaan kualitas air adalah cara pengendalian kondisi air sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan fisik dan kimiawi bagi kehidupan dan pertumbuhan benih gurami. Dari sekian banyak sifat –sifat fisik dan kimiawi air hanya beberapa saja yang menjadi variable kunci antara lain:
a. Sifat Fisik
1.   Suhu
      Peranan suhu baik secara langsung maupun tidak langsung sangat menentukan pertumbuhan maupun kehidupan benih yang dipelihara. Dalam batasan tertentu, kecepatan pertumbuhan larva ikan meningkat sejalan dengan naiknya suhu air, akan tetapi daya kelangsungan hidupnya menurun pada suhu tinggi di atas ambang batas maksimal.
      Suhu yang ideal untuk pertumbuhan yang baik dan kelulusan hidup yang baik pula yaitu pada suhu kiasaran 28 C – 32 C. Untuk itu para praktisi pendeder benih ikan penting memperhatikan fluktuasi suhu siang dan malam, ketika siang hari suhu bernilai tinggi dan malam hari suhu bernilai rendah hal itu bisa mengakibatkan benih ikan stress dan munculnya penyakit ikan.  Pada suhu air rendah maka pathogen yang tidak dkehendaki akan berkembangbiak. Pada air yang hangat , bakteri akan mati dan tidak akan berkemangbiak. Selain itu juga air yang bersuhu hangat akan merangsang ikan tersebut untuk meningkatkan frekuensi makannya kerena proses metabolisme ikan menjadi lebih cepat.
      Secara tidak langsung, suhu juga dapat mempengaruhi kelarutan oksigen pada media air pemeliharaan benih serta meningkatkan rekasi kimia termasuk aktivitas jasad renik. Semakin tinggi suhu air maka daya larut oksigen semakin rendah begitu pula semakin tinggi suhu air semakin meningkat ammonia yang tidak terionisasi. Dengan demikian perlu diperhatikan supaya suhu stabil ideal untuk pertumbuhan yaitu kisaran 28 -32 C dengan cara meninggikan air media 0,5 m – 0,6 m.
2.   Kekeruhan
      Kekeruhan media air pemeliharaan benih oleh plankton, sisa pakan buatan atau oleh faeses ikan berakibat buruk bagi benih ikan yang dipelihara karena kualitas air akan menurun bahkan pada akhirnya menimbulan gas beracun seperti ammonia berbahaya bagi kehidupan benih sampai bisa mengakibatkan kematian masal.
      Oleh karena itu, bagi pemelihara benih dalam memonitor kualitas air, yang perlu diperhatikan adalah tingkat kekeruhan media air pemeliharaan. Untuk menghindari tingkat kekeruhan tinggi maka air mengalir terus menerus pada media pendeder merupakan suatu solusi tepat.
b. Sifat Kimia
1.   Kadar Oksigen Terlarut
      Kadar oksigen yang cukup diperairan sangat diperlukan larva ikan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Kandungan oksigen diperairan tidak boleh kurang dari 3 ppm, dengan kadar oksigen diatas 3 ppm kehidupan dan pertumbuhan dari larva akan normal. Jika dibawah kadar oksigen 3 ppm pertumbuhan lambatbahkan jika kurang 1,2 ppm larva ikan akan mati.
      Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi harian (diurnal) dan tergantung pada percampuran (mixing), pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesa, respirasi dan limbah (effluent) yang masuk kebadan air.
      Peningkatan suhu sebesar 1 C akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10 %. Dekomposisi bahan organic dan oksidasi bahan anorganik dapat mengurangi kadar oksigen terlarut hingga mencapai nol (anaerob).
2.   pH air
      pH air yang rendah dapat secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan. Para ahli berpendapat, bahwa pH air serendah 6,4 dapat menurunkan laju pertumbuhan 60 %. pH air yang ideal untuk pertumbuhan benih ikan antara 6,5 – 7,5.
      Sejalan dengan bertambahnya umur pemeliharaan benih ikan maka penumpukan asam organic akan bertambah banyak, yang berakibat semakin rendahnya pH air terutama dibagian dasar. Oleh karena itu perlunya refreshment media air dengan cara pengaliran air terus menerus pada media air pendederan.
      Kuantitas air media kolam pendederan dengan ketinggian air 50 cm – 60 cm dan debit air irigasi 0,4 liter per detik mengalir terus menerus selama pemeliharaan benih untuk menjaga kualitas air tetap baik / penyegaran (refreshment).
D. Pakan Untuk Benih PII, PIII,PIV dan PV
      Pemberian pakan pada tahap pendederan II, III, IV dan V perlu dilakukan sampling berat rata – rata benih (minimal 30 ekor ikan sample) untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan. Cara menghitung jumlah pakan yang diberikan adalah jumlah populasi ikan dikalikan berat rata – rata benih dikalikan prosentase pemberian pakan.
      Benih ikan sudah bisa diberi pakan buatan (Pellet) dan dipilih pakan yang gisi lengkap terutama kadar protein antar 36 % - 42 % supaya pertumbuhan ikan normal.
      Tingkat pemberian pakan pada masing – masing tahap pendederan berbeda-beda. Tingkat pemberian pakan PII = 20 %, PIII 10 % , PIV 5 % dan PV 4 % serta dosis pemberian pakannya 2 kali / hari pagi jam 08.00 WIB dan Sore hari ja 16.30 WIB.
E. Panen Benih
     Benih gurami siap dipanen tergantung dari permintaan konsumen. Hampir semua ukuran benih gurami mendapatkan permintaan dari konsumen misal benih ukuran larva sampai bungkus korek bahkan bungkus rokok. Semakin besar ukuran benih tingkat kematianya sedikit karena mudah beradaptasi terhadap lingkungan  dengan kelengkapan alat pernapasan tambahan selain insang yaitu labirin. Benih akan tahan terhadap oksigen rendah tapi masih pada kisaran ambang batasnya.
     Jika transaksi jual beli sudah disepakati harganya dan hari panen ditentukan bersama. Sebelum dipanen benih ikan dipuasakan atau dilakukan pemberokan 1 hari untuk mengeluarkan kotoran dari perut ikan supaya benih tidak stress di dalam wadah pengangkutan.
     Apabila benih banyak mengeluarkan kotoran setelah dalam wadah kemasan maka kotoran tersebut akan menurunkan kualiatas air dan mengurangi kandungan oksigen jika kondisinya seperti ini akan meningkatkan mortalitas benih selama pengangkutan.
     Cara memanen benih harus dilakukan dengan hati – hati supaya benih tidak stress.  Memanen benih 1 cm caranya sebagai berikut:
a. Air kolam dikurangi setengahnya sambil air kolam          dipercik – percikan permukaannya supaya ikan tidak stress.
b.  Siapkan bak plastic volume 10 liter diisi air kolam 7 liter  
c.  Benih mulai diseser sedikit – sedikit dimasukan ke bak plastic yang sudah disiapkan dan jika diperkirakan benih       sulit diseser pakai jaring kecil gunakan waring halus yang    panjang
d. Hitung benih setiap bak plastic di isi benih 2000
e. Setelah dihitung benih siap dikemas
     Cara memanen dan mengemas benih pada P II, PIII, PIV dan PV, sebagai berikut :
a. Jaring yang panjangnya 15 meter dibentangkan pada lebar        kolam pendederan dilakukan oleh 4 orang
b.  Jaring digeser sampai 1 / 3 luas kolam
c.  Tangkap benih ikan menggunakan waring halus panjangnya     5 meter 
d.  Benih ikan dimasukkan bak plastic dan dihitung
e. Benih dimasukkan ke wadah galon plastic system terbuka         dengan kepadatan 150 / galon plastic.
F. Pengemasan Benih
     Pengemasan benih 1 cm menggunakan kantong plastic yang ditambah oksigen berbeda dengan benih ukuran bensol, silet , bungkus korek api, dan bungkus rokok dikemas pada wadah galon plastic system terbuka.
     Kepadatan pengemasan masing - masing ukuran berbeda –beda jumlahnya. Jika ukuran kantong plastic berdiameter 50 cm dan tinggi 90 cm maka jumlah benih untuk ukur ½ cm sebanyak  2500 / platik , ukuran 1 cm sebanyak 2000, ukuran bensol sebanyak 500 / jurigen, ukuran silet sebanyak 250 - 300 / jurigen dan ukuran bungkus korek 150 – 175 / jurigen. 
     Cara mengemas benih 1 cm system tertutup dalam wadah kantong plastik waktu tempuh pengangkutan 6 - 8  jam sebagai berikut:
a. Pilih plastic yang tebal ukuran diameter 50 cm dan tinggi 190 cm
b.  Plastik dilipat setengahnya (95 cm) menjadi lapisan rangkap     dua  sambil ditarik kedalam .
c.  Plastik  diisi air dari kolam jernih 1 / 4 bagian dari tinggi plastic dan tambahkan antibiotic Oxytetracycline sebanyak 1mg bertujuan untuk mengobati luka pada tubuh       ikan akibat gesekan ikan atau penangkapan ikan di kolam.
d.  Benih dimasukkan kantong plastic yang sudah diisi media air kolam sejumlah 1500 ekor
e.  Kantong plastic yang sudah ada benihnya dikempiskan supaya udara bebas yang ada dikantong plastic keluar
f. Segera ditiupkan oksigen murni kedalam kantong plastic 1/5      bagian dari tinggi kantong plastic
g.  Ikat dengan karet gelang ujung kantong plastic berisi benih       yang diisi oksigen tersebut supaya tidak lepas oksigen      murni yang telah dimasukkan.
h.  Tata sesuai urutan pakcing atau beri nomor / tanda urutan         agar benih packing pertama dapat ditebar pertama pula.
i.   Beri alas pada tempat tatakan supaya terhindar dari       gesekan dan juga pada sela-sela kantong plastic diberi es batu bungkusan 1 kg untuk menstabilkan atau penyejuk      suhu mendekati 20 C karena metabolisme akan rendah       sehingga mengurangi resiko kematian.

2.4 Kendala dan Cara Mengatasi Penyakit Ikan
Beberapa kendala yang sering muncul pada Tahap pendederan sebagai berikut:
A. Benih terjangkit Penyakit Bintik Putih
Penyebabnya adalah Ichthyophthirius multifilis
Bio-ekologi pathogen:
1. Protozoa dari golongan ciliate, terdapat di ekosistem air   tawar.
2. Berbentuk bulat / oval berdiameter 50 – 1000 μm diselaputi         cilia, inti sel berentuk seperti tapal kuda.
3.  Dalam siklus hidupnya menginfeksi ikan sebagai inang
4.  Serangannya sangat anas, infeksi berat dapat mematikan          hingga 100 % dalam tempo beberapa hari.
5.  Menginfeksi semua jenis ikan air tawar dari benih hingga            dewasa (ikan tidak bersisik lebih sensitive)
Gejala klinis :
1.  Napsu makan menurun, gelisah
2.  Menggosok – gosokan badan pada benda disekitarnya
3.  Frekuensi pernafasan meningkat (megap – megap),       mendekat ke air masuk
4.  Bintik – bintik putih di sirip, kulit atau insang sehingga sering        disebut “ penyakit bintik putih”

Diagnosa:
1.  Preparat ulas : lendir / sirip/ insang.
2.  Menggunakan mikroskop untuk melihat morfologi parasit

      Cara Pengendaliannya:
1.  Mempertahankan suhu air  28 – 32 C
2.  Menjaga stamina dan meningkatkan ketahanan tubuh ikan         melalui imunostimulasi (vitamin C)
3.  Meningkatkan frekuensi pergantian air media
4.  Perendaman dalam larutan campuran antara malachite Green Oxalate (MGO) 0,15 ppm dengan formalin 15 ppm            selama 12 – 24 jam.
B. Benih Terjangkit Penyakit Gatal
Penyebab : Trichodina sp
Bio – ekologi pathogen:
1. Ciliata, berbentuk bundar, simetris dan sisi leteral berbentuk        lonceng
2.  Memiliki cincin dentikal yang berfungsi sebagai alat         penempel
3.  Menginfeksi kulit, sirip dan insang benih ikan yang baru   menetas hingga umur 1 bulan.
4.  Memakan sel-sel kulit yang hancur dan mengakibatkan iritasi pada kulit
5.  Kematian ikan yang diakibatkannya mencapai 50 % dari             total populasi.
Gejala klinis:
1.  Pucat, nafsu makan menurun, gelisah dan lamban
2.  Menggosok – gosok badan pada benda disekitarnya (gatal)
3.  Frekuensi pernafasan meningkatkan dan sering meloncat-         loncat.
4.  Iritasi sel epitel kulit, produksi lender brlebih sehingga       berwarna kecoklatan atau kebiruan.
5.  Sirip rusak atau rontok

Diagnosa:
1. Preparat ulas: lender / sirip / insang
2.  Menggunakan mikroskop untuk melihat morfologi parasit.
Pengendalian:
1. Mempertahankan suhu air 28 – 30 C
2.  Menjaga stamina dan meningkatkan ketahanan tubuh
3.  Menjaga kualitas air dan frekuensi pergantian air lebih     sering
4.  Perendaman dengan formalin 15 ppm selama 12 – 24 jam
5.  Perendaman dengan methylene blue 3 -5 ppm selama 12           jam
6.  Perendaman dengan Acriflavin 10 – 15 ppm selama 15 menit

C. Benih Terjangkit Cacing Kulit
Penyebab : Gyrodactylus sp.
Bio – ekologi pathogen :
1.  Cacing kecil yang bersifat ekto – parasit dan berkembang          biak dengan beranak
2.  Menginfeksi kulit dan sirip semua jenis ikan air tawar       terutama ukuran benih
3.  Tidak memiliki titik mata dan pada ujung kepalanya terdapat       2 buah tonjolan
4.  Penularan secara horizontal, pada anak cacing lahir dari             induknya.
Gejala Klinis
1. Nafsu makan menurun, lemah, tubuh berwarna gelap,     pertumbuhan lambat dan produksi lender berlebihan
2.  Peradangan pada kulit disertai warna kemerahan pada   lokasi penempelan cacing
3.  Menggosok – gosokkan badan pada benda disekitarnya
Diagnosa
1.  Preparat ulas : insang
2.  Menggunakan mikroskop untuk melihat morfologi parasit
Pengendalian
1.  Menjaga kualitas air dan meningkatkan ketahanan tubuh            ikan
2.  Frekuensi pergantian air lebih sering
3.  Perendaman dalam larutan kalium permanganate (PK)   dosis 0,01 % selama 12 jam
4.  Perendaman dengan metylene blue 3 – 5 ppm selama 12           jam
5.  Perendaman dalam larutan garam (NaCl) 1 – 2% selama 10      menit dilkukan berulang-ulang
6.  Perendaman dalam larutan formalin 25 ppm selama 24 jam       atau 200 ppm selama 15 menit.


D. Benih Terjangkit Argulusis
Penyebab : Argulus sp.
Bio – ekologi pathogen:
1.   Parasit ini dikenal dengan kutu ikan dan pengisap darah
2.  Berbentuk dasar dan lebih nampak seperti piring
3.  Melakai tubuh ikan dengan bantuan enzim cytolytic
4.  Selain pda kulit, kutu ini sering dijumpai dibawah tutup     insang ikan.
5.  Hampir semua jenis ikan air tawar rentan terhadap infeksi           parasit ini.
6.  Pada intensitas serangan yang tinggi, ikan dewasapun    dapat mengalami kematian karena kukarangan darah.
Gejala klinis:
1.  secara visiual parasit ini seperti kutu yang menempel pada         tubuh ikan, disertai dengan pendarahan di sekitar   gigitannya
2.  Iritasi kulit, hingga keseimbangan, berenang zig – zag,     melompat kepermukaan air dan menggosokan badannya    pada benda keras yang ada disekitarnya.
Diagnosa:
Secara visual terlihat adanya parasit yang menepel pada tubuh ikan.
Cara Pengendaliannya:
1.  Pengeringan dasar kolam yang diikuti dengan pengapuran
2. Perendaman dengan garam dapur pada dosis 1,25 %      selama 15 menit.

BAB III
ANALISA USAHA

Pemeliharaan Larva Gurami 10.000 ekor selama 36 hari (ukur 1 cm)
1.    Biaya produksi / operasional
-       Beli nener/larva gurami 10000 ekor x @Rp 35                         = Rp. 350.000,00
-       Pakan cacing merah (Tubifex) 40 kaleng x @Rp4500             =Rp. 180.000,00
-       Biaya listrik (menghidupkan Pompa Air)                                    =Rp.   50.000,00
-   Transportasi beli pakan                                                              = Rp. 100.000,00
-   Biaya tak terduga                                                                        = Rp. 100.000,00
      Total---------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                           Rp. 780.000,00
2.    Pendapatan/Hasil Penjualan 8000 ekor x @ Rp 200              = Rp.1.600.000,00
3.    Keuntungan = Rp.1.600.000,00 – Rp.780.000,00                  = Rp.820.000,00

Analisa ekonomi :
R/C Ratio = Rp 1.600.000 / Rp 780.000 = 2.051
B/C Ratio = Rp 820.000 / Rp 780.000 = 1.051
BEP Produksi = Total Biaya / Harga Jual
                        = Rp. 780.000 / Rp. 200
                        = 3900 ekor
BEP Harga = Total Biaya / Total Produksi
                        = Rp. 780.000 / 8000 ekor
                        = Rp. 97.5
Usaha ini layak dikembangkan karena R/C ratio> 1 dan B/C Ratio > 0

 BAB IV
PENUTUP


      Dari paparan teknis pendederan ikan gurami yang dilengkapi data  analisa usaha diatas maka usaha ini perlu dikembangkan dan dapat dijadikan alternatif usaha dibidang agribisnis bagi para peserta ATC dan pembaca modul ini.
      Semoga bangsa ini jaya dengan adanya generasi muda yang penuh semangat juang dalam berwirausaha dan ber-inovative dibidang agribisnis ini.

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. THANKS U SUCCES TO YOU CONGRUTOLITION START YOUR AGRIBUSSINES

      Hapus
  2. berapa ukuran kolam yang ideal untuk pembesaran, melihat kuantitas benih yang di budidayakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. 15m x 10m x 1,5m padat tebar 7-15 ekor / m2, total benih ikan 1200 ekor, pakan 30 sak pellet + kangkung, dipelihara 9 bulan target produksi 1 ton

      Hapus